Selamat datang !....
Dan terima kasih atas kunjunga anda di blog ini.
Sungguh terhormat bagi saya,jika anda datang ke blog ini dan bisa memperoleh banyak hal yang bermanfaat.
Website ini di bangun tidak lain tujuan nya adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaaat bagi yang membacanya,yang meliputi dunia IT,Otomotif,kuliner,Agama dan lain-lain.
Website ini di dirikan oleh wans tahta,yang juga merupakan mahasiswa komputer di salah satu dari perguruan tinggi swasta di kota jambi.
yang dengan misi turut serta memberikan informasi yang bermanfaat bagi yang membutuhkan nya.
Demi tercapainya cita-cita bersama dalam mencerdaskan bangsa,menuju masyarakat indonesia yang berkehidupan rukun,damai,religi,dan sejahtra.
Dunia internet yang semakin maju membuat saya jadi terpanggil untuk ikut exsis dan memberikan perlayanan melalui media internet.salah satu kontribusi adalah dengan mendirikan website ini..
Di Postkan Oleh
Unknown
on 1 Agustus 2012
customer response (0)
Kau ikut bercahaya pantulkan pancaran sinar mentari
Membuka dan ulurkan tanganmu pada kehidupan
Ramadanku, Taubatku
Kenapa manusia harus berakhlak kepada
Allah? Sebab manusia hanya akan bisa berakhlak baik dengan sempurna kepada yang
lain, jika dia berakhlak baik kepada Allah. Namun jika kepada Allah saja dia
tidak berakhlak tidaklah mungkin dia akan berakhlak kepada manusia, makhluk dan
alam semesta.
Berakhlak kepada Allah banyak ragamnya.
Diantaranya, yang pertama dan yang paling utama adalah beribadah. Dan taubat
adalah salah satu wujud ibadah dan penghambaan yang mutlak bagi orang orang
yang beriman.
Apa itu taubat? Taubat berasal dari kata
taaba yatuubu taubatan, yang artinya, pertama ar ruju’atau kembali. Asalnya
tidak mau ke masjid kembali mau kemasjid, asalnya tidak mau menutup aurat
kembali menutup aurat. Arti kedua adalah nadama atau menyesal. Menyesali diri yang
sering mengabaikan perintah Allah.
Dan arti yang ketiga adalah nawa, yang
bermakna bertekad, berazam untuk memperbaiki untuk di masa yang akan datang.
Taubat secara istilah adalah kembalinya
seorang hamba yang asalnya jauh kepada Allah menjadi dekat kepada Allah, dari
maksiat menjadi taat, dari jahililah kepada Islam dan dari musyrik kepada
tauhid.
Alasan mengapa kita harus bertaubat:
1. Taubat adalah
merupakan kebutuhan manusia.
Taubat adalah merupakan kebutuhan manusia,
karena manusia tidak lepas dari kesalahan. Sebagaimana
Nabi Muhammad Saw bersabda : “Setiap Anak Adam pasti ada saja
berbuat salah (khilaf), tetapi sebaik-baik yang berbuat kesalahan adalah mereka
yang bertaubat”.
Hanya saja hadits ini jangan dijadikan
dalih untuk menjustisifikasi kesalahan yang sengaja dilakukan, melainkan ini
adalah sebuah peringatan agar manusia berhati-hati atas segala ucapan, tingkah
laku dan perbuatannya. Manusia memang tidak luput dari kesalahan, bahkan
jangankan manusia pada umumnya, sampai orang bertakwa sekaliapun ada saja yang
berbuat kesalahan.
Di surat Ali Imran misalnya, Allah
bercerita tentang orang-orang yang berbuat kebajikan :
“Dan orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau mendzalimi diri mereka sendiri,
mereka ingat kepada Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah?. Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan keji itu, sedang mereka mengetahui.” (QS 3:135)
Ayat tersebut menjadi dalil bahwa orang
bertaqwa pun ada saja melakukan kesalahan dan kekhilafan. Tetapi dia tidak
membiarkan dirinya terus melakukan kesalahan itu, dan disinilah perbedaannya.
Para mukminin tidak terus asyik dalam perbuatan dosa, tapi mereka segera
bertaubat kepada Allah. Jadi dengan demikian, jelaslah bahwa taubat merupakan
kebutuhan kita sebagai hamba yang terus berjuang meraih derajat taqwa, sebab
kita tidak pernah lepas dari segala kekhilafan dan kesalahan.
2. Taubat merupakan
perintah Allah kepada seluruh orang yang beriman.
Allah Swt memerintahkan kepada orang-orang
yang beriman untuk selalu bertaubat kepadaNya, sebagaimana firmanNya dalam
surat At-Tahriim 66:8, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan
menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukan kamu ke dalam syurga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai”.
Dalam ayat tersebut yang diperintahkan
bertaubat itu bukanlah ahlul ma’siat (orang yang senantiasa berbuat maksiat),
tetapi justru kepada orang berimanlan ayat tersebut khusus ditujukan.
Ibnul Qoyyim al-Jauzy dalam kitabnya
Tahdib Madaarijis Shaalihiin, ketika mengomentari ayat ini, beliau mengatakan,
ayat ini termasuk ayat madaniyah dimana yang menjadi objek pembicaraan (khitob)
didalamnya adalah orang beriman yang sudah teruji keimanannya. Ayat ini
ditujukan bagi mereka, orang-orang yang sudah berhijrah dan berjihad. Padahal
hijrah itu sendiri bukanlah perkara yang ringan, bahkan teramat sangat berat
dan menunjukkan kedalaman keimanan mereka kepada Allah Swt. Mereka harus
meninggalkan rumah , keluarga dan sanak saudara. Diantara mereka ada yang
meninggalkan perniagaan, ladang, perkebunan peternakan dan harta benda mereka
menuju Madinah tanpa mengetahui kehidupan seperti apa yang menanti mereka disana.
Namun dengan berbagai pengorbanan dan keimanan yang teruji itu, mereka masih
diperintahkan untuk bertaubat. Demikianlah patut kita sadari bahwa taubat itu
bukanlah hanya bagi mereka yang sering melakukan maksiat, tetapi juga
merupakan perintah bagi seluruh orang beriman.
3. Rasulullah Saw
sebagai teladan orang-orang beriman adalah Imaam at Tawwabiin (pemimpin
orang-orang yang bertaubat).
Rasul yang wajib kita ikuti, beliau tidak
pernah kurang dari 70-100 kali beristigfar dan bertaubat dalam sehari. Dalam
hadits riwayat Bukhari beliau berkata: “Demi Allah aku bertaubat dan beristighfar dalam sehari
lebih dari 70 kali”. Demikianlah Rasulullah yang ma’sum, yang dosanya sudah
diampuni dan selalu melaksanakan perintah Allah, dalam sehari tidak kurang dari
70 kali beristighfar dan memohon ampun kepada Allah. Dalam riwayat yang lainnya
, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Saw juga bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah kalian
kepada Allah. Dan sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam sehari 100
kali”.
Lalu bagaimanakah dengan diri kita, dengan
maksiat yang kita lakukan yang tidak terhitung jumlahnya serta dosa yang terus
menumpuk dari hari kehari? Patutlah kita terapi diri kita yang berdosa ini
dengan banyak-banyak beristighfar dan bertaubat.
4. Allah mencintai
orang-orang yang bertaubat.
Dan ini Allah sendiri yang mengatakannya,
sebagimana firmanNya dalam surat Al-Baqoroh ayat 222 :
“Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri”.
Maka jika mau dicintai Allah,
bertaubatlah. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan sungguh Allah merasa
gembira ketika menerima taubat hambanya. Dimana kegembiraanNya ini melebihi
kegembiraan seorang musafir yang kehilangan untanya, yang meski sudah ia cari
kemana-mana tetapi tidak ketemu. Dan ketika sudah merasa lelah kemudian dia
duduk, lalu dengan ajaibnya untanya tadi datang dengan sendirinya. Begitulah
kegembiraan Allah saat menerima taubat dari hambaNya, melebihi kegembiraan sang
musafir tadi.